SERIBUPOST, Diantara banyak kesempatan yang diberikan Tuhan  kepadaku, tahun ini aku berhasil menginjakan kakiku ke wilayah luar pulau Jawa yaitu ke sebuah kota di Sulawesi Selatan yang bernama Makassar. Kaki ini melangkah sedemikian jauhnya bukan karena terinspirasi dari travellingnya sosok Trinity yang diperankan oleh Maudi Ayunda di film The Naked Traveller. Tetapi perjalananku ke kota Daeng ini adalah untuk melaksanakan tugas akademisku.

Dimana satu bulan yang lalu aku berhasil lolos sebuah program pertukaran mahasiswa tanah air dan dengan hokinya aku pun di tempatkan di salah satu universitas populer di kota tersebut yang tak lain ialah Universitas Negeri Makassar dan sampai detik ini pun aku masih menjalankan rutinitas akademisku disini bahkan sampai 4 bulan ke depan.

Jika kalian pernah nonton the Nekad Traveler tentunya kalian akan berimajinasi cantik mengenai kota Makassar. Dan hal itu pun tak di pungkiri olehku. Wajah Makassar terlalu cantik untuk di pandang dan kau akan jatuh cinta karena pemandangannya. (etdaaah..wkwkwk ini beneran loh gak gombal cincai. ) kalo ngomongin jatuh cinta gini Jadi keinget pas scene Trinity (yang diperankan oleh Maudi Ayunda) terus ketemu sosok Paul (yang diperankan oleh Hamish Daud) saat perjalanannya ke Makassar. uh, gereget banget kan ya. Akankah aku pun begitu disini? Skip dulu ah,  ini kayanya terlalu privasi. Hehehe..

Memperbincangkan suatu kota tanpa alur sejarahnya kaya kurang enak deh ya, By the way mungkin karena aku salah satu mahasiswa Sejarah. Jadi langsung aja kita bahas. Cekidot gaes dikit aja kok, gak bakal bete…

Museum La Galigo

Jadi gini cyiiin, dahulu pada kisaran abad 16 Masehi,  kota Makassar ini menjadi pusat perdagangan di wilayah nusantara bagian Timur. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di kepulauan Maluku dan juga menjadi markas yang penting pula bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab. Semua keistimewaan ini tentunya tidak terlepas dong dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang memang memerintah saat itu.

Tetapi karena kontrol penguasa kota ini semakin menurun dan semakin kuatnya pengaruh Belanda, maka dengan berbagai konflik yang menghiasi akhirnya kerajaan Gowa-Tallo (Makassar) terdesak dan dengan terpaksa menanda tangani perjanjian Bongaya.Nah untuk mengetahui tentang sejarah kota Makassar ini, kita bisa mengunjungi museum, salah satunya adalah museum La Galigo yang terdapat di Benteng Rotterdam yang kemarin kukunjungi. Di museum ini, kalian yang berjiwa historia akan disajikan dengan berbagai hal mengenai sejarah benteng Rotterdam tersebut maupun sejarah dari kota makassar itu sendiri. Intip foto-fotoku aja deh kalo mau tau, ya kali gak kuy?

Untuk beberapa koleksi di Museum La Galigo tesebut sendiri sangatlah banyak dan hanya bebeberapa yang kufoto saat itu, diantaranya terdapat foto perjanjian bongaya, dll cek dibawah ini yaps..

 

 

 

 

 

Nah itu foto-foto sekilas mengenai benteng Rotterdam dan Museumnya yaitu La Galigo. Sebenarnya kemarin aku juga sempat berkunjung ke Benteng Sumba Opu nih dan disana juga terdapat sebuah museum yaitu museum Karaeng Pattinggaloang. Sayang seribu kali sayang, di kunjungan kali ini terdapat berbagai hal dan akhirnya aku gak sempet sama sekali menjelajah ke dalam museum tersebut, dan hanya bisa mengabadikan museum tersebut dari luar.

Pantai di Makassar

Setelah tahu sepintas mengenai sejarah Makassar dan situs-situsnya, sekarang rasanya baru afdol nih kalo kita melihat sisi cantik nan anggun makassar yaitu pantai-pantainya yang tentunya pernah kukunjungi.

Makassar begitu cantik bukan? hehehe.. bagaimana menurutmu?

*artikel ini suatu saat bisa disunting nih gaes, tetapi juga seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kunjunganku ke berbagai situs maupun pantai atau spot – spot bagus selama aku masih di Makassar.

Penulis : Jihan Jauhar Nafisah

Komentar Post :