SERIBUPOST, Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Recommended Daily Allowances (RDA). Untuk praktisnya, RDA disusun berdasarkan perkembangan kronologis bukan kematangan. Karena itu,jika konsumsi energy remaja kurang dari jumlah yangdianjurkan, tidak berarti kebutuhannyabelum mencukupi. Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi, antropometis, diet serta psikososial.
Banyaknya energy yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada table RDA. Secara garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energy dibandingkan remaja putri. Penghitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan usia kronologis. Untuk remaja putra, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0,29-0,32gr/cm tinggi badan. Sementara remaja putri hanya 0.27-0,29gr/cm.
Kebutuhan akan semua jenis mineral juga meningkat. Peningkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok karena kedua mineral ini merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800mg (praremeja) sampai 1.200mg (remaja).
Peningkatan kebutuhan akan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan vitamin diatas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan niacin harus ditambah sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin diketahui berperandalam proses pelepasan energy dari karbohidarat.
Percepatan sintesis jaringan mengisyaratkan pertambahan asupan vit B6, B12 dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru tidak cepat rusak, asupan vitA, C dan E juga perlu ditingkatkan selain vitD karena perannya dalam proses pembentukan tulang. Kadar vitC dalam serum remaja cukup rendah (Dep. Pertanian AS, Guenter dkk, 1986), terutama mereka yang memantangkan sayur dan buah serta perokok.